SIGIT SUGIARTO, S.Pd
NIP 19700307 200003 1 004
Menunggu Pagi
Sementara aku terus berpikir
untuk dapat menebang pohon
Yang tumbuh di halaman
rumahku.
Sederhana alasannya,
Tak lagi nyaman dilihat orang
yang lalu.
Tapi batang sudah terlanjur
besar,
Akar sudah mulai menjalar
Karena dibiarkan liar dua
orang tua ku terdahulu.
Sekarang dengan caraku akan
terus kulakukan
Untuk terus mengupas tiap
rantingnya
Memangkas seluruh dahannya
Hingga tinggal batang besar
yang meski masih berdiri
Tapi sudah tak punya arti.
Sesudahnya kuserahkan semuanya
pada Tuhan
Sambil masih memohon, jangan turun hujan
Hingga batang yang tetap
berdiri akan kering sendiri bersama
Kesombongannya ...
H ... Ku
H…ku ternyata masih harus
berlanjut
Akibat ayah yang tak segera
punya waktu.
Jika kala jala sudah mulai
ditebar
Waktu menarik tak diulur,
tiap tangan tetap memegang
pada tiang dan temali,
ikan besar pasti jadi
tangkapan tangan.
Banyak diantara teman
nelayanku
terlena akan angan,
terpesona saat diam dan
bahagianya
Sedangkan H asu tan tiap hari
terus ditiupkan
H aluan dengan sengaja
dibelokkan
H ampir pasti langkah seribu
jadi jaminan
H ati H ati kawan nelayanku…
Dalam perahu kita telah ikut
menumpang pelarian dari seberang
Yang makin hari makin ke H
usan
Karena enam bulan’ kemarau
panjang di perutnya,
setetes airpun tak mengalir
dikerongkongannya
H ingga bau busuk
yang keluar dari setiap nafasnya.